Sementara music masih terus berjalan. Ibuku tampak tak menolak, hanya tetap diam. Disertai lonjakan-lonjakan tubuh kekar di atasku yang memaksa pahaku terkangkang selebar-lebarnya. Akupun demikian, melepaskan pakaiannya. Kembali kupegang kedua pipi ibuku lalu aku bertanya lagi. Kadang pantatku diangkatnya atau aku yang mengangkatnya secara refleks karena terbawa nikmat tiada tara setelah beberapa tahun aku tak merasakannya. Bari menurut sambil menutupi penisnya dengan sarungnya. Hal itu membuatku saat horni, sehingga saat giliranku mandi, aku berlama — lama di kamar mandi untuk beronani dengan pakean dalam bekas ibu.

Kupegang pinggang ibu dan menariknya maju mundur. Rasa sakit pun berubah jadi nikmat. Namun aku tak berusaha memberontak. Lalu, memakai pakaian yang aku berikan. Singkat cerita, kami makan bersama sambil duduk berhadapan. Sialnya, aku telah bersetubuh dengan darah dagingku sendiri.
Begitu mengejutkan peristiwa tadi sampai aku tak ingat untuk memakai dasterku lagi yang entah dilempar kemana. Setelah beberapa saat menjilat-jilat kemaluan ibuku, aku tidak tahan lagi. Pada kunjungan kedua inilah, alu mengalami sebuah kejandian yang akhirnya membuat aku terobsesi dengan ibuku sendiri. Berulang-ulang aku menikmati buah dadanya dari yang sebelah kiri, ke kanan, ke kiri dan seterusnya sampai aku betul-betul puas. Yang terasa kemudian adalah payudaraku kiri-kanan bergantian diremas dan dihisap Jamal. Akhirnya akupun menerima penjelasan Bari. Ibuku mengenakan hot pant berwarna pink dan kemeja putih lengan pendek. Aku membeli 1 kasur tambahan, sehingga walau sekamar tapi aku dan ibuku tidur di kasur yang berbeda dan agak berjauhan maklum, kamar kostku agak luas. Sesampainya di kost ibu langsung mengambil handuk dan hendak mandi,.
Menjilati pusarku yang berlubang kecil, kemudian meluncur turun lagi, membuat geli sekaligus nikmat. Kamu memanggilku dengan sebutan dewi. Unknown 9 Juni Ibu berhenti bernyanyi tapi tetap memejamkan mata. Justru dengan Jamal, pria yang sudah jadi langganan.
Aku tak bisa menolak, tapi "Semoga Jamal tidak menganggapku pelacur murahan" pikirku. Papa kan keluarnya jam 5 sore. Pada saat makan mala, aku pura — pura menumpahkan minuman ke atas kasurku, sehingga aku bisa punya alasan untuk tidur sekasur dengan ibuku malam ini. Dari belakang kulihat ibu menggosok — gosok lengannya seperti orang kedinginan. Aku mengajak ibuku nonton bioskop. Aku yang mendengar penjelasannya jadi mendelong. Namun, kesempatan itu kayaknya masih terbuka, karena tubuh yang barusan digelutinya itu masih tergolek di sisinya. Tangan itu terus bergerilya, satu persatu kancing bajuku dilepasnya. Tambahkan komentar. Persenggamaan pun terulang lagi, kali ini malah lebih lama.

- Dan, mungkin, inilah salahku karena menganggap sepele peristiwa ini.
- Tak lupa sehelai g — string dan Bra yang talinya terikat dileher.
- Papa sedang ada lokakarya yang harus dihadiri.
- Ibuku tersadar saat pejuku mengenai kulit payudaranya.
- Bari menurut sambil menutupi penisnya dengan sarungnya.
- Ibuku tampak tak menolak, hanya tetap diam.
- Karena di kamar kostku tidak ada meja, akhirnya kami makan sambil duduk lesehan dan piring diletakkan di lantai.
Posting Lama. Mula-mula perlahan dan agak sulit, menyakitkan. Kami sama — sama bugil. Aku segera duduk di ranjang dan kututup tubuh telanjangku dengan selimut sambil memperhatikan Bari yang nampak ketakutan. Saat di dalam ruangan bioskop, aku curi — curi kesempatan untuk merangkul ibuku. Saat memasuki kamar kost, aku harap — harap cemas apa yang akan dikatakan ibu. Cairan kewanitaannya mengalir dari liang itu dan segera saja dijilati olehku. Waktu itu tidak ada sedikitpun reaksi dari ibuku. Rambut panjangnya terurai jatuh menutupi wajahnya. Papa kan keluarnya jam 5 sore.
Tangaku refleks ngeremes toket ibu. Minggu, 27 Oktober Mendandani ibu. Sejak dua anakku dipehaka maka satu kamar depan untuk Banu dan Basuki dan satunya di belakang untukku dan Bari. Kami berdiri bersebelahan. Ibuku masih bersikap seperti biasa. Putri Kecantikan 20 Februari Ia melepaskan liangnya dari batang kemaluanku dan berdiri berhadapan denganku.



Comments 53
Sie haben ins Schwarze getroffen. Den Gedanken gut, ist mit Ihnen einverstanden.
Eben dass wir ohne Ihre glänzende Idee machen würden
Es nicht ganz, was mir notwendig ist. Wer noch, was vorsagen kann?
Unbedingt, er ist recht
Darin ist etwas auch mir scheint es die gute Idee. Ich bin mit Ihnen einverstanden.
Und was, wenn uns, diese Frage von anderem Standpunkt anzuschauen?
Ich tue Abbitte, dass ich mich einmische, aber meiner Meinung nach ist dieses Thema schon nicht aktuell.
Mir scheint es der bemerkenswerte Gedanke
Bemerkenswert, diese wertvolle Meinung