Yah, semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya. Ah, nikmat rasanya, kemaluanku seperti dipijit-pijit dengan mulut Ratri, bibir sensualnya melingkari batang kemaluanku, memberi rasa nikmat tersendiri, kurasakan pula lidahnya menggelitik kepala batang kemaluanku, ah nikmatnya penuh sensasi. Lalu dengan tenang Tinah menyampirkan handuk biru yang sedari tadi menutup sebagian tubuhnya. Mungkin karena gerah, Mama tidak mengancingkan hampir separo kancing dasternya. Kembali aku bermain — main di gunung Tinah. Ku himpitkan badanku ke tubuh Mama, wajahku ku susupkan dicelah kedua bukit payudaranya. Setelah itu badan Dolpun ambruk disamping badan Ratri. Tapi sungguHPun begitu, aku tidak mencintai dia sama sekali dan tidak menganggapnya sebagai pacar, walaupun sebetulnya aku sendiri juga belum punya pacar, jahat juga yah aku. Tidak ada suara rintihan lagi yang keluar dari mulut Ratri mungkin karena suara tertahan ditenggorokannya karena menahan rasa sakit yang dideritanya, akan tetapi badannya masih kaku menegang, raut mukanya kini meringis-ringis, mulutnya masih saja menganga terbuka. Dua tangannya kuletakkan di pinggir bak mandi.

Aku mulai bisa merasakan nafasnya yang semakin cepat dan tidak beraturan. Tinah berdiri di balik pintu dengan menutupi sedikit bagian tubuhnya dengan handuk. Setelah memberikan ucapan selamat dan mencicipi makan malam acara dilanjutkan dengan ajang melantai. Lalu aku menciumi bibirnya lagi sambil pelan-pelan merebahkannya di atas ranjang. Kulihat dengan ujung mata, Tinah sedang di kamarnya entah beraktifitas apa.
Bodynya biasa aja sih, langsing dan kayaknya masih padat. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Kudekap erat Tinah dengan kepalaku di vaginanya dan pantatnya kuremas — remas. Dikamar tengah kucumbu mama, kucium, kupagut dan tangan ini tak terhalang bergentayangan disekujur tubuh mama. Sekitar satu jam kemudian, muncullah mereka berdua dari pintu kamar Mitha. Kutangkupkan dua tanganku di dua susunya. Hari itu gue Cuma ngeliat Bu Lia sekali Sebelom Lunch masih kebayang kejadian yang terjadi kemaren rusak deeh pikiran gue.. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kasur yang luas dan kain sprei yang berwarna putih polos hanya menambah gairah mudaku yang tak tersalurkan.
Timbul dihatiku rasa senang, cemas, grogi, bahagia dan entah…. Mungkin saat ini pertama kali kemaluannya disentuh oleh tangan seorang lelaki. Rina Anjani. Aku jadi salah tingkah. Sesekali kuputar-putar pinggulku, yang membuat tubuh Ratri kembali kelojotan, dari bibir Ratri terdengar desahan-desahan halus.
Akan tetapi posisiku masih tetap seperti semula, kemaluanku masih tertanam dimulut Ratri. Memang ada beberapa temen ce juga yang bahkan lebih cakep dan kece dari Bu Lia. Rambut dan kepalanya kubelai dan kuremas — remas. Kugosok dan kuremas sedikit keras dua gunungnya. Selepas pulang kerja tadi sore mama tidak keluar dari kamarnya. Mungkin coklat kehitaman. Kembali ke kamar mandi, kubuka kaosku dan kusampirkan di cantolan yang menempel di tembok. Ya sudah, aku ikut saja, siapa tahu diajak makan juga, berhubung perutku mulai lapar nich. Satu hal yang tak dapat kulupa dari mama, ketika akan keluar kamar atas tidak tampak penolakan mama waktu aku sekilas mencium pipi dan bibirnya serta waktu akan pamitan pulang mama juga tampak santai ketika tanganku sekilas meremas buah dadanya.

- All rights Reserved Powered by Cerita Dewasa.
- Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis.
- Tinah berdiri di balik pintu dengan menutupi sedikit bagian tubuhnya dengan handuk.
- Sejak Tinah bersuara, aku sudah berhenti dan diam di dekat pintu kamar mandi.
- Wah, nekat juga ini anak, pikirku.
- Sebenarnya aku malu, marah dan kesal.
- Mata dan pikiran hanya tertuju pada air yang mengucur dari dispenser.
Saat Tinah mulai memasukkan kembali mainan — mainan ke keranjang, baru aku menyadarinya. Sekitar satu jam kemudian, muncullah mereka berdua dari pintu kamar Mitha. Kukecup dan kugigit leher belakangnya. Hari itu aku menunggu-nunggu hadiah ulang tahun spesial yang telah dijanjikan mama.
Sesuai perkiraanku, akhirnya dia mau menunjukkan kamarnya. Akhirnya Mas Mahen melepaskan celana dalam Mitha dan langsung menciumi kemaluannya dengan ganas sekali. Mamapun juga tampak kikuk terhadapku, terlebih ketika Tante Asri dan pacarnya tampak asyik bercium mesra disampingku dengan tangannya yang gencar menjelajah dan suaranya yang cukup berisik. Kumainkan irama di vaginanya dengan hitungan 1 — 2 pelan 3 kuhentakkan dalam — dalam. Setelah sekian lama menikmati itu, tiba-tiba kembali aku akan berejakulasi, maka kugerakkan kepalanya semakin cepat untuk mengulum batang kemaluanku. Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.



Comments 35
Ich entschuldige mich, aber meiner Meinung nach sind Sie nicht recht. Ich biete es an, zu besprechen. Schreiben Sie mir in PM, wir werden reden.
Sie haben solche unvergleichliche Antwort schnell erdacht?
Ich meine, dass Sie den Fehler zulassen. Ich biete es an, zu besprechen.
Und wie es zu periphrasieren?
Ich entschuldige mich, aber diesen ganz anderes. Wer noch, was vorsagen kann?
Nach meiner Meinung sind Sie nicht recht. Es ich kann beweisen. Schreiben Sie mir in PM.
Ich meine, dass Sie nicht recht sind. Es ich kann beweisen. Schreiben Sie mir in PM.
Ich tue Abbitte, dass sich eingemischt hat... Ich hier vor kurzem. Aber mir ist dieses Thema sehr nah. Schreiben Sie in PM.
Ich entschuldige mich, aber meiner Meinung nach irren Sie sich. Es ich kann beweisen. Schreiben Sie mir in PM.